Printed Book
Mantra Kehidupan: sebuah refleksi melewati fresh graduate syndrome & quarter life crisis
Lulus dari bangku perguruan tinggi bukan berarti kehidupan akan datar-datar saja. Setiap orang akan dihadapkan pada ketidakpastian, keraguan, kebimbangan, dan kegalauan yang tak berkesudahan. Pada masa transisi ini pertanyaan tentang masa depan memang tengah memuncak.
Anda mungkin akan terombang-ambing mempertanyakan diri sendiri di “persimpangan jalan” ini. Apa yang sebenarnya dicari? Mau dibawa ke mana hidup? Bertahan menjadi karyawan di perusahaan sekarang atau resign? Beranikah berbisnis? Mau fokus berprofesi sebagai apa? Apakah perlu melanjutkan S2? Kapan menikah? Dan berderet pertanyaan tak berujung yang kerap kali ditanyakan pada mereka yang berusia 20-an sampai 30-an.
Buku sederhana yang Anda baca saat ini muncul ke permukaan bukan tanpa tujuan. Karena penulis secara pribadi pernah terjerembap dalam krisis seperempat baya yang menguras emosi. Terpaan badai fresh graduate syndrome yang membuatnya menjadi “kutu loncat”, hilang arah, jatuh di titik terendah dalam hidup, berpetualang selama setahun dalam misi sabbatical, hingga menemukan diri yang baru. Mirip roller coaster.
Terinspirasi dari kisah nyata yang dialami penulis, buku ini diperkuat oleh riset dari berbagai institusi. Termasuk survei pribadi yang melibatkan lebih dari 200 orang di 20 provinsi dan 27 kota di tanah air serta 8 kota di 7 negara. Mulai dari profesor, bankir, pengacara, pengusaha, guru, artis, hingga pemuka agama.
4061 | 920 WIB m | Book Shelf | Available |
No other version available