Printed Book
Inovasi sebagai referensi: tiga tahun otonomi daerah dan otonomi award
Inovasi sebagai referensi merupakan bagian dari advokasi sekaligus media diseminasi bahwa otonomi daerah sangat di butuhkan bangsa Indonesia. Betapa tidak, dengan semangat otonomi kreatifitas-kreatifitas daerah dalam mengelola tata pemerintahan dan memberikan pelayanan publik tidak lagi tergantung kepada pusat. Kreatifitas-kreatifitas itulah yang kami sebut sebagai inovasi. Inovasi tidaklah terlahir begitu saja. Ia lahir sebagai upaya menyiasati kelemahan, realistis memanfaatkan potensi yanga ada, serta tidak membebani masyarakat. Ibarat sebuah kontinum panjang membentang, tiga tahun pelaksanaan bukanlah waktu yang cukup untuk menjatuhkan palu putusan bahwa otonomi daerah hanya membuahkan "raja-raja kecil" dan serangkaian kesemrawutan di daerah. Media massa kadang terlalu bias dalam memberitakan otonomi daerah. Over-explotative dalam memaparkan tabiat buruk daerah, dan dangkal-dangkal saja dalam mengapresiasi inovasi daerah. Hal ini sangat bisa dimaklumi, karena bagi media massa bad news is good news. Tetapi, yang tidak bisa dimaklumi jika pusat menjadikan bad news tersebut sebagai referensi utama untuk menilai otonomi. Memang diakui, tidak semua daerah mampu dan mempunyai semangat untuk melakukan inovasi (positively creative). Tapi setidaknya dibeberapa tempatsemangat itu telah memberikan kemajuan bagi daerah dan masyarakatnya. Dan, niat tulus buku ini adalah menampilkan semangat yang membawa kemajuan tersebut. Jaman sentralisasi tempo hari menyadarkan kita bahwa Jakata tidak bisa melakukan semuanya, dari Sabang sampai Merauke, dari Timor sampai Talaud. Jakarta tidak saja terlalu besar untuk mengurusi masalah kecil, tetapi juga terlalu kecil untuk mengurusi masalah besar. Karenanya, otonomi daerah harus jalan terus.
1263 | Book Shelf | Available |
No other version available